Biografi Abu Ya’la dan Studi Kitab Musnad Abi
Ya’la
Oleh: Ibnu Suryan
1. Biografi Abu
Ya’la
a. Namanya
Al-Imam, al-Hafidzh, Syaikh al-Islam, Abu
Ya’la Ahmad bin Ali bin al-Mutsana bin Yahya bin Isa bin Hilal at-Tamimi
al-Maushili, seoranag Muhaddits dari Mosul, dan pemilik kitab musnad dan
al-Mu’jam.[1]
b. Kelahirannya
Abu Ya’la dilahirkan pada Bulan Syawal tahun
210 H.[2]
c. Guru-Gurunya
Muhammad bin al-Farraj, Ahmad bin Hanbal, Ali
bin al-Madini, Ibnu Ma’in, Abi Bakr, Utsman Ibnu Abi Syaibah, Amr an-Naqid ali
bin Al-Ju’di ia menybutkan hal ini dalam mu’jamnya.[3]
Dan adapun guru-guru yang lainnya adalah:
Ahmad
bin Isa at-Tustari, Ahmad bin Ibrahim al-Maushili, Ahmad bin Mani’, Ahmad bin
Muhammad bin Ayyub, Ibrahim bin Hajjaj as-Sami, Ibrahim bin al-Hajaj an-Naili,
Ibrahim bin Muhammad bin ‘Ar’Arah, Ibrahim bin Abdillah al-Harwi, Ibrahim bin Ziyad Sablan, Ishaq bin Abi Israil, Ishaq bin Musa
al-Khattamii, Ishaq bin Isma’il ath-Thalaqani,
Abi Ma’mar Isma’ila bin Ibrahim al-Hadzli, Abi Ibrahim isma’il
at-Tarjamani, Isma’il bin Abdillah Khalid al-Qurasyi, dan Ayyub bin Yunus
al-Bashri, Wuhaib, al-Azraq bin Ali Abi al-Jahm, Umayyah bin Bustham, Basyar
bin al-Walid al-Kindi, Basyar bin Hilal, Bassam bin Yazid an-Nuqal, Ja’far bin
Mahran as-Sibak, Jabarah bin al-Maghlas, Ja’far bin Humaid al-Kuffi, Hautsarah
bin Asyras al-‘Adawi, Hasan bin ‘Isa bin Masarjis, al-Hakam bin Musa, al-haris
bin Suraij Hafsh Abdillah al-halwani, Hajaj bin asy-Sya’ir. Khalf bin Hisyam
al-Bajjar, Khalid bin Murdas, dan Khalifah bin Khiyath.[4]
d. Murid-Muridnya
Al-Hafidzh an-Nasa’i Abu Abdurrahman ia
meriwayatkan hadits dari Abu Ya’la dalam kitab “al-Kunna”, al-Hafidzh Abu
zakariya bin Muhammad al-Azdi, Abu Hatim bin Hibban, Abu al-Fath al-Azdi, Abu
‘Ali al-Husain bin Muhammad a-Naisaburi, Hamzah bin Muhammad al-Kinani,
ath-Thabrani, Abu Bakar Muhammad bin Ibrahim al-Isma’ili, Abu Ahmad Abdullah
bin Addi, Ibnu as-Sunni, Abu ‘Amr bin Hamdan al-Hairi, dan ayahnya Abi Bakar
Muhammad bin Ibrahim al-Maqra’, al-Qadhi Yusuf bin al-Qasim al-Mayanaji,
Muhammad bin an-Nadhr an-Nakhas dallam kitab “Mu’zam-nya” Nashr bin Ahmad bin
al-Khalil al-Marji, abu asy-Syaikh, dan masih banyak lagi.[5]
e. Pujian Ulama
Terhadapnya
Abu Abdullah bin Mundahb berkata - dan ia
telah berihlah kepada Abi Ya’ala – “Sesungguhnya aku berihlah kepada-Mu karena
kesepakatan para ahli di zaman in akan ketsiqatanmu dan ke itqanan Mu.[6]
Yazid bin Muhammad berkata: “keadaannya, jujur
dan amanah, ahli agama, daan murah hati ......... keadaanya pintar, penyabar,
bagus adabnya, banyak hadits-Nya, semua kota turut berduka cita ketika
wafatnya, yang menghadiri jenazahnya sangat banyak sekali.”
Ibnu Addi berkata: “Aku tidak pernah musnad
seperti ini kecuali musnad Abi Ya’la, karena sesungguhnya ia meriwayatkan
hadits karena Allah Azza wa jalla.”
Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Abu Ya’la
Ahmad bin Ali bin al-Mutsanna, adlah seorang penyusun kitab yang masyhur, ia
mendengar dari Imam Ahmad bin Hanbal dan tabaqah-tabaqahnya, keadaannya sebagai
seorang hafidzh, orang yang baik, penyusunnannya?kitabnya bagus, adil dalam
meriwayatkan hadits, dan dhabith ketika menerima hadits darinya.”[7]
f. Wafat Nya
Di riwayatkan dari Muhammad bin ash-Shabah
ad-Daulabi, Ghassan bin ar-Rabi’, Yahya bin Ma’in, dan penduduk Iraq, dari
orang-orang yang mutqin dan muwadlhabin, Ia meninggal pada tahun 307 H.[8]
Sedang kan al-Khalili berkata: tsiqat muttafaq
‘Alaih, Para Huffadz meridhainya dan meriwayatkan hadits-hadits Shahih dari
mereka seperti: Abu Bakr al-Isma’ili, Abu ‘Ali an-Naisburi, Ibnu Addi, Ibnu
al-Maqra’, Abu Manshur al-Qazwini, Ia meninggal pada tahun 306 H.[9]
g.
Karya-Karyanya
Ada pun karya-karya yang telah di buat oleh
Abu Ya’la selain dari musnad-Nya Adalah :
-
Hadits Muhammad bin Basyar Bundar
-
Mu’jam Abu Ya’la al-Maushli
-
Al-Mafarid li Abi Ya’la al-Maushili
2.
Studi Kitab
a. Nama Kitab
Nama kitabnya adalah Musnad Abi Ya’la
al-Maushili, ada juga yang menyebutnya dengan sebutan “Musnad al-Kabir Abu
Ya’la al-Maushili”
b. Metode Penyusunan
Kitab
Imam Abu ya’la menyusun rawi-rawinya
berdasarkan musnad sahabat yang paling luhur, dan mulia. Lalu ia menyusun berdasarkan rawi yang
paling banyak meriwayatkan hadits di antara mereka, yaitu ia mendahulukan/meniggikan bardasarkan bilangan
riwayat dari mereka, biasanya ia memperhatikan:[10]
-
Ia memulai dengan rijal hadits dengan rawi-rawi yang
sepuluh (yang di jamin masuk surga) kecuali Utsman, kecuali Utsman bin Affan
radiyallahu anhu, kemudian ia menyusun berdasarkan sahabat-sahabat yang
terpandang sebagai orang yang banyak meriwayatkan hadits, di antaranya: Jabir
bin Abdillah, kemudian Ibnu Abbas, lalu Anas bin Malik, kemudian Aisyah,
Abdullah bin Mas’ud, Ibnu Umar, kemudian ia melanjutkan dengan menysunnya
berdasarkan karib kerabat Nabi Saw, dan Ahlu Baitnya, mereka adalah: al-Fadhl
bin al-Abbas, Fatimah, Hasan dan Husain, Abdullah bin Ja’far, Abdullah bin
Jubair Radiyallahu anhum, lalu ia menyusunnya berdasarkan sahabt yang
terpandang luhur dan mulia juga, yaitu mereka yang dijelaskan sebagai
pemilik/pemimpin bagi kabilah-kabilah diantara mereka, dan disebutkan pula
bersama rawi-rawi ini sebagian rawi yang mubham, kemudian ia kembali menyusun
berdasarkan rawi-rawi dari kalangan wanita, dan Abu Ya’la memulai menyusun
Rawi-rawi wanita itu dengan meriwayatkan hadits-hadits dari Ummul Mukminin,
menurut kebiasaan, kecuali Aisyah, kemudian ia menyusun berdasarkan orang yang
paling banyak meriwayatkan hadits, kemudian baqiyah dari rawi-rawi wanita,
mubham, kemudian kembali menyusun berdasarkan rawi laki-laki.[11]
-
Ia menysususn berdasarkan yang paling banyak riwayat-riwayatnya,
ini dapat lihat secar jelas pada musnad Jabir bin Abdillah, Anas bin Malik
sebagai contoh, dan ia menerangkan rawi-rawi itu, salahsatunya mengenai Anas
bin Malik dalam musnadnya dengan judul yang jelas.[12]
-
Ia memulai dengan musnad-musnad sahabat yang sepuluh,
yang diberi berita gembira akan masuk surga, dengan mendahulukan khalifah yang
empat, kecuali ia tidaak meriwayatkan riwayat-riwayat Utsman Bin Affan
radiyallahu anh, kemudian ia meriwayatkan baqiyah rawi lelaki di kalangan
shahabat, yang dipandang bahwasannya mereka sebagai tauladan dalam sifat-sifat
merekan menurut kebiasaan, contohnya berdasarkan: banyaknya riwayat, qabilah,
qarib kerabat, dan ahlu bait.[13]
-
Abu Ya’la menempatkan musnad ‘Aisyah pada musnad-musnad
yang banyak meriwayatkan hadits, dan adapun baqiyah dari rawi-rawi wanita, maka
Abu Ya’la menyebutkan mereka kira-kira pada Akhir kitab, dan ia memulainya
dengan menyebutkan Ummahatul mu’minin, menurut kebiasaan.[14]
-
Ia menerangkan rawi-rawi yang mubham baik itu laki-laki
maupun wanita, dan dari halitu ia mengatakan: (رجل غير مسمي عن النبي - صلى الله عليه وسلم- 12 / 216) dan ia menutup kitab
ini dengan rawi-rawi yang dihimpun dari kalangan sahabat laki-laki ridwanullah
‘Alaihim, setelah rawi-rawi wanita.
c. Isi Kandungan
Kitab Musnad Abu Ya’la
Pada kitab ini terhimpun hadits-hadits marfu’
beserta yang lainnya berupa hadits-hadits mauquf, hadits-hadits maqtu’ yang
disusun berdasarkan baba-bab fiqih, dan yang paling banyak dalam kitab ini
adalah hadits marfu’, dan kitab-kitab ini terdiri juga dari bab-bab hukum, di
sebutkan dalam sebagian ahayinin diantara iktiyar-ikhtiyar dalam fiqih,
kemudian ia menerangkan lafadz-lafadz yang gharib dan menjelaskan maknanya,
atau menyebutkan cacat haditsnya, dan ia memperhatikan terhadap pembabban inni dengan
perhatian yang sangat bagus.[15]
d. Keutamaan Dan
Keistimewaan
Berikut adalah beberapa keistimewaan Musnad
Abi Ya’la:
-
Kitab ini di anggap sebagai mashadir ashliyaah
al-Musanadah, yang berpengaruh dalam ulumul hadits baik itu sanad maupun matan
-
Mentap kan jumlah sahabat dari kalangan para sahaabat,
apa bila menetapkan sanad-sanad darinya.
-
Di dalmnya terkandung sekumpulan hadits-hadits shahih,
sebagai ziyadah bagi riwayat-riwayat kutub as-sittah.[16]
e. Riwayat-Riwayat
Musnad Abi Ya’la
Bagi musnad Abi Ya’la terdapat dua riwayat:
-
Riwayat yang ringkas, yaitu riwayat Abi ‘Amr: Muhammad
bin Hamdan al-Hairi (W. 376 H) Abi Ya’la al-Maushili, dan riwayat ini ialah
bersandar kepada al-hafidzh ‘Ali bin Abi Bakr al-Haitsimi (807 H) dalam
kitabnya “Majma’ al-Zawa’id wa manba’ al-Fawa’id” / Ibnu Hajar menyebutkan hal
tersebut dalam muqaddimah kitabnya yaitu “al-Mathalib al-‘Aliyah”.
-
Riwayat yang panjang dan dinamai juga denga “Al-Musnad
al-Kabir” dan riwayat ini ialah riwayat Abu Bakr: Muhammad bin Ibrahim bin Ali
bin ‘Ashim bin al-Maqra’ al-Ashbahani (W. 381 H), dari Abi Ya’la al-Maushili,
dan al-haitsimi bersandar kapada kitabnya yakni (المقصد العلي في زوائد أبي يعلي الموصلي) dan juga berpegang
kepada al-‘Alamah Abu al-‘Abbas: Ahmad bin Abi Baakr al-Bushairi (W. 840 H) dalam
kitabnya (إتحاف السادة
المهرة بزوائد المسانيد العشرة) dan mukhtasharnya, dan
hal mengenai hal itu juga disebutkan dalam kitab yang lainnya, dan ibnu Hajar
menyandar terhadap nya dalam tatbin’nya terhadap apa yang terdahulu disampaikan
oleh al-Haitsimi, dan Ibnu hajar telah mencantumkannya dalam kitabnya (المطالب العالية بزوائد المسانيد الثمانية).[17]
f. Pujian Para
Ulama Terhadap Kitab Ini
Abu Sa’d as-Sam’ani berkata: “Aku telah
membaca musnad-musnad diantaranya: Musnad al-Adni, dan Musnad Ahmad bin Mani’,
dan keduanya itu seprti sungai-sungai, dan Musnad Abu Ya’la bagaikan lautan
yang keadaanya terkumpul dari sungai-sungai itu.”[18]
g. Sikap Ulama
Terhadap Kitabanya
Kitab ini di cetak dengan pentahqiq al-Ustad
Husain Salim Asad ad-Darani, oleh Dar al-Mam’mun di Damasykus tahun 1404 H/
1984. Dan kitab ini juga dicetak di Dar al-Qiblah di Jeddah Saudi Arabia,
bekerjasama dengan Muassasah ulmul Qur’an di Damasqus, Tahun 1988[19]
Dan kitab ini telah di himpun sebagai zawa’id bagi
kutub as-Sittah oleh al-Hafidzh Ali bin Abi Bakr al-Haitsami (W. 807 H) dalam
bukunya berjudul “المقصد العلي فى زوائد أبي يعلى
الموصلي ” dan kitab ini juga telah di cetak[20]
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuddin Abu
Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz adz-Dzahabi, 1985 M/1405 H, Siyar al-A’lam an-Nubala, _________:
Muassasah ar-Risalah, cet III. Vol XIV
Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad
bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz adz-Dzahabi, 2003, Tarikh al-Islam wa
wafiyah al-Masyahir wa al-A’la, ________: Dar al-Gharb al-Islami, vol. VII.
Abu ath-Thayyib, Nayif bin Shalah
bin ‘Ali al-Manshuri,___________, Irsyad
al-Qashi wa ad-Dani Ila Tarajim Syuyukh ath-Thabrani, Riyadh: Dar al-Kiyan.
Ahmad bin Ali bin al-Mutsanna
at-Tamimi,________, Musnad Abi Ya’la, (Muqadimah) pentahqiq: Husain
Salim Asadi, Beirut: Dar-Al-Mamun li
at-Turats, Vol. I.
Abu al-Fida’ Zainuddin Qasim bin
Quthlubagha as-Suduni al-Jimali al-Hanafi, ats-Tsiqat Min Man Lam Yaqa’ fi
al-Kutub as-Sittah, 1432 H/2011 M, Shan’a-Yaman: Markaz an-Nu’man li
al-Buhuts wa ad-Dirasah al-Islamiyyah, Vol. I.
Sayyid Abdul Majid al-Ghauri, 2010,
al-Wajiz fi Ta’rif Kutub al-Hadits, Beirut:Dar Ibnu Katsir.
[1] Syamsuddin Abu Abdillah
Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz adz-Dzahabi, Siyar al-A’lam
an-Nubala, (ttp: Muassasah ar-Risalah,1985 M/1405 H) cet III. Vol XIV, Hal
174
[2] Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin
Utsman bin Qaimaz adz-Dzahabi, Tarikh al-Islam wa wafiyah al-Masyahir wa
al-A’la, (Ttp: Dar al-Gharb al-Islami, 2003) vol. VII, Hal, 112
[3] Abu ath-Thayyib, Nayif
bin Shalah bin ‘Ali al-Manshuri, Irsyad al-Qashi wa ad-Dani Ila Tarajim
Syuyukh ath-Thabrani, (Riyadh: Dar al-Kiyan, Tth) hal 140
[4] Ahmad bin Ali bin
al-Mutsanna at-Tamimi, Musnad Abi Ya’la, (Muqadimah) pentahqiq: Husain
Salim Asadi, (Beirut: Dar-Al-Mamun li at-Turats, tth.) Vol. I hal 14-15
[5] Ibid, hal 16
[6] Ibid hal18
[7] Ibid, hal, 20
[8] Abu al-Fida’ Zainuddin
Qasim bin Quthlubagha as-Suduni al-Jimali al-Hanafi, ats-Tsiqat Min Man Lam
Yaqa’ fi al-Kutub as-Sittah, (Shan’a-Yaman: Markaz an-Nu’man li al-Buhuts
wa ad-Dirasah al-Islamiyyah, 1432 H/2011 M) Vol. I, hal, 430
[9] Ibid, 431
[10] http://www.alssunnah.org/ar/site-sections/takhrij-alasanid/463-2008-07-12-15-30-32 di unggah Tanggal 01 Juni 2016 pukul 01.30 wib
[11] Ibid
[12] ibid
[13] ibid
[14] ibid
[15] Sayyid Abdul Majid
al-Ghauri, al-Wajiz fi Ta’rif Kutub al-Hadits, (Beirut:Dar Ibnu Katsir,
2010) hal, 77
[16] http://www.alssunnah.org/ar/site-sections/takhrij-alasanid/463-2008-07-12-15-30-32 di unggah Tanggal 01 Juni 2016 pukul 01.30 wib
[17] ibid
[18] Sayyid Abdul Majid
al-Ghauri, al-Wajiz fi Ta’rif Kutub al-Hadits, (Beirut:Dar Ibnu Katsir,
2010) hal, 77
[19] Sayyid Abdul Majid
al-Ghauri, al-Wajiz fi Ta’rif Kutub al-Hadits, (Beirut:Dar Ibnu Katsir,
2010) hal, 78
[20] Ibid
bagus banget kak
BalasHapusPlay at Harrah's Cherokee Casino Resort – Blackjack, Poker
BalasHapusThe Cherokee Casino 광명 출장안마 Resort is a fully integrated gaming 원주 출장샵 resort located on the reservation 평택 출장안마 of Harrah's Cherokee Indians and the surrounding 통영 출장마사지 Great Smoky 익산 출장샵 Mountains