Kamis, 13 Oktober 2016

Biografi dan Studi Kitab Musnad Abu Ya'la al-Maushili

Biografi Abu Ya’la dan Studi Kitab Musnad Abi Ya’la
Oleh: Ibnu Suryan
       1. Biografi Abu Ya’la
a.      Namanya
Al-Imam, al-Hafidzh, Syaikh al-Islam, Abu Ya’la Ahmad bin Ali bin al-Mutsana bin Yahya bin Isa bin Hilal at-Tamimi al-Maushili, seoranag Muhaddits dari Mosul, dan pemilik kitab musnad dan al-Mu’jam.[1]
b.      Kelahirannya
Abu Ya’la dilahirkan pada Bulan Syawal tahun 210 H.[2]
c.       Guru-Gurunya
Muhammad bin al-Farraj, Ahmad bin Hanbal, Ali bin al-Madini, Ibnu Ma’in, Abi Bakr, Utsman Ibnu Abi Syaibah, Amr an-Naqid ali bin Al-Ju’di ia menybutkan hal ini dalam mu’jamnya.[3]
Dan adapun guru-guru yang lainnya adalah:
 Ahmad bin Isa at-Tustari, Ahmad bin Ibrahim al-Maushili, Ahmad bin Mani’, Ahmad bin Muhammad bin Ayyub, Ibrahim bin Hajjaj as-Sami, Ibrahim bin al-Hajaj an-Naili, Ibrahim bin Muhammad bin ‘Ar’Arah, Ibrahim bin Abdillah al-Harwi,  Ibrahim bin Ziyad Sablan,  Ishaq bin Abi Israil, Ishaq bin Musa al-Khattamii, Ishaq bin Isma’il ath-Thalaqani,  Abi Ma’mar Isma’ila bin Ibrahim al-Hadzli, Abi Ibrahim isma’il at-Tarjamani, Isma’il bin Abdillah Khalid al-Qurasyi, dan Ayyub bin Yunus al-Bashri, Wuhaib, al-Azraq bin Ali Abi al-Jahm, Umayyah bin Bustham, Basyar bin al-Walid al-Kindi, Basyar bin Hilal, Bassam bin Yazid an-Nuqal, Ja’far bin Mahran as-Sibak, Jabarah bin al-Maghlas, Ja’far bin Humaid al-Kuffi, Hautsarah bin Asyras al-‘Adawi, Hasan bin ‘Isa bin Masarjis, al-Hakam bin Musa, al-haris bin Suraij Hafsh Abdillah al-halwani, Hajaj bin asy-Sya’ir. Khalf bin Hisyam al-Bajjar, Khalid bin Murdas, dan Khalifah bin Khiyath.[4]
d.      Murid-Muridnya
Al-Hafidzh an-Nasa’i Abu Abdurrahman ia meriwayatkan hadits dari Abu Ya’la dalam kitab “al-Kunna”, al-Hafidzh Abu zakariya bin Muhammad al-Azdi, Abu Hatim bin Hibban, Abu al-Fath al-Azdi, Abu ‘Ali al-Husain bin Muhammad a-Naisaburi, Hamzah bin Muhammad al-Kinani, ath-Thabrani, Abu Bakar Muhammad bin Ibrahim al-Isma’ili, Abu Ahmad Abdullah bin Addi, Ibnu as-Sunni, Abu ‘Amr bin Hamdan al-Hairi, dan ayahnya Abi Bakar Muhammad bin Ibrahim al-Maqra’, al-Qadhi Yusuf bin al-Qasim al-Mayanaji, Muhammad bin an-Nadhr an-Nakhas dallam kitab “Mu’zam-nya” Nashr bin Ahmad bin al-Khalil al-Marji, abu asy-Syaikh, dan masih banyak lagi.[5]
e.       Pujian Ulama Terhadapnya
Abu Abdullah bin Mundahb berkata - dan ia telah berihlah kepada Abi Ya’ala – “Sesungguhnya aku berihlah kepada-Mu karena kesepakatan para ahli di zaman in akan ketsiqatanmu dan ke itqanan Mu.[6] 
Yazid bin Muhammad berkata: “keadaannya, jujur dan amanah, ahli agama, daan murah hati ......... keadaanya pintar, penyabar, bagus adabnya, banyak hadits-Nya, semua kota turut berduka cita ketika wafatnya, yang menghadiri jenazahnya sangat banyak sekali.”
Ibnu Addi berkata: “Aku tidak pernah musnad seperti ini kecuali musnad Abi Ya’la, karena sesungguhnya ia meriwayatkan hadits karena Allah Azza wa jalla.”
Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: “Abu Ya’la Ahmad bin Ali bin al-Mutsanna, adlah seorang penyusun kitab yang masyhur, ia mendengar dari Imam Ahmad bin Hanbal dan tabaqah-tabaqahnya, keadaannya sebagai seorang hafidzh, orang yang baik, penyusunnannya?kitabnya bagus, adil dalam meriwayatkan hadits, dan dhabith ketika menerima hadits darinya.”[7]
f.       Wafat Nya
Di riwayatkan dari Muhammad bin ash-Shabah ad-Daulabi, Ghassan bin ar-Rabi’, Yahya bin Ma’in, dan penduduk Iraq, dari orang-orang yang mutqin dan muwadlhabin, Ia meninggal pada tahun 307 H.[8]
Sedang kan al-Khalili berkata: tsiqat muttafaq ‘Alaih, Para Huffadz meridhainya dan meriwayatkan hadits-hadits Shahih dari mereka seperti: Abu Bakr al-Isma’ili, Abu ‘Ali an-Naisburi, Ibnu Addi, Ibnu al-Maqra’, Abu Manshur al-Qazwini, Ia meninggal pada tahun 306 H.[9]
g.      Karya-Karyanya
Ada pun karya-karya yang telah di buat oleh Abu Ya’la selain dari musnad-Nya Adalah :
-          Hadits Muhammad bin Basyar Bundar
-          Mu’jam Abu Ya’la al-Maushli
-          Al-Mafarid li Abi Ya’la al-Maushili
2.      Studi Kitab
a.      Nama Kitab
Nama kitabnya adalah Musnad Abi Ya’la al-Maushili, ada juga yang menyebutnya dengan sebutan “Musnad al-Kabir Abu Ya’la al-Maushili”
b.      Metode Penyusunan Kitab
Imam Abu ya’la menyusun rawi-rawinya berdasarkan musnad sahabat yang paling luhur, dan  mulia. Lalu ia menyusun berdasarkan rawi yang paling banyak meriwayatkan hadits di antara mereka, yaitu  ia mendahulukan/meniggikan bardasarkan bilangan riwayat dari mereka, biasanya ia memperhatikan:[10]
-          Ia memulai dengan rijal hadits dengan rawi-rawi yang sepuluh (yang di jamin masuk surga) kecuali Utsman, kecuali Utsman bin Affan radiyallahu anhu, kemudian ia menyusun berdasarkan sahabat-sahabat yang terpandang sebagai orang yang banyak meriwayatkan hadits, di antaranya: Jabir bin Abdillah, kemudian Ibnu Abbas, lalu Anas bin Malik, kemudian Aisyah, Abdullah bin Mas’ud, Ibnu Umar, kemudian ia melanjutkan dengan menysunnya berdasarkan karib kerabat Nabi Saw, dan Ahlu Baitnya, mereka adalah: al-Fadhl bin al-Abbas, Fatimah, Hasan dan Husain, Abdullah bin Ja’far, Abdullah bin Jubair Radiyallahu anhum, lalu ia menyusunnya berdasarkan sahabt yang terpandang luhur dan mulia juga, yaitu mereka yang dijelaskan sebagai pemilik/pemimpin bagi kabilah-kabilah diantara mereka, dan disebutkan pula bersama rawi-rawi ini sebagian rawi yang mubham, kemudian ia kembali menyusun berdasarkan rawi-rawi dari kalangan wanita, dan Abu Ya’la memulai menyusun Rawi-rawi wanita itu dengan meriwayatkan hadits-hadits dari Ummul Mukminin, menurut kebiasaan, kecuali Aisyah, kemudian ia menyusun berdasarkan orang yang paling banyak meriwayatkan hadits, kemudian baqiyah dari rawi-rawi wanita, mubham, kemudian kembali menyusun berdasarkan rawi laki-laki.[11]
-          Ia menysususn berdasarkan yang paling banyak riwayat-riwayatnya, ini dapat lihat secar jelas pada musnad Jabir bin Abdillah, Anas bin Malik sebagai contoh, dan ia menerangkan rawi-rawi itu, salahsatunya mengenai Anas bin Malik dalam musnadnya dengan judul yang jelas.[12]
-          Ia memulai dengan musnad-musnad sahabat yang sepuluh, yang diberi berita gembira akan masuk surga, dengan mendahulukan khalifah yang empat, kecuali ia tidaak meriwayatkan riwayat-riwayat Utsman Bin Affan radiyallahu anh, kemudian ia meriwayatkan baqiyah rawi lelaki di kalangan shahabat, yang dipandang bahwasannya mereka sebagai tauladan dalam sifat-sifat merekan menurut kebiasaan, contohnya berdasarkan: banyaknya riwayat, qabilah, qarib kerabat, dan ahlu bait.[13]
-          Abu Ya’la menempatkan musnad ‘Aisyah pada musnad-musnad yang banyak meriwayatkan hadits, dan adapun baqiyah dari rawi-rawi wanita, maka Abu Ya’la menyebutkan mereka kira-kira pada Akhir kitab, dan ia memulainya dengan menyebutkan Ummahatul mu’minin, menurut kebiasaan.[14]
-          Ia menerangkan rawi-rawi yang mubham baik itu laki-laki maupun wanita, dan dari halitu ia mengatakan: (رجل غير مسمي عن النبي - صلى الله عليه وسلم- 12 / 216) dan ia menutup kitab ini dengan rawi-rawi yang dihimpun dari kalangan sahabat laki-laki ridwanullah ‘Alaihim, setelah rawi-rawi wanita.
c.       Isi Kandungan Kitab Musnad Abu Ya’la
Pada kitab ini terhimpun hadits-hadits marfu’ beserta yang lainnya berupa hadits-hadits mauquf, hadits-hadits maqtu’ yang disusun berdasarkan baba-bab fiqih, dan yang paling banyak dalam kitab ini adalah hadits marfu’, dan kitab-kitab ini terdiri juga dari bab-bab hukum, di sebutkan dalam sebagian ahayinin diantara iktiyar-ikhtiyar dalam fiqih, kemudian ia menerangkan lafadz-lafadz yang gharib dan menjelaskan maknanya, atau menyebutkan cacat haditsnya, dan ia memperhatikan terhadap pembabban inni dengan perhatian yang sangat bagus.[15]   
d.      Keutamaan Dan Keistimewaan
Berikut adalah beberapa keistimewaan Musnad Abi Ya’la:
-          Kitab ini di anggap sebagai mashadir ashliyaah al-Musanadah, yang berpengaruh dalam ulumul hadits baik itu sanad maupun matan
-          Mentap kan jumlah sahabat dari kalangan para sahaabat, apa bila menetapkan sanad-sanad darinya.
-          Di dalmnya terkandung sekumpulan hadits-hadits shahih, sebagai ziyadah bagi riwayat-riwayat kutub as-sittah.[16]
e.       Riwayat-Riwayat Musnad Abi Ya’la
Bagi musnad Abi Ya’la terdapat dua riwayat:
-          Riwayat yang ringkas, yaitu riwayat Abi ‘Amr: Muhammad bin Hamdan al-Hairi (W. 376 H) Abi Ya’la al-Maushili, dan riwayat ini ialah bersandar kepada al-hafidzh ‘Ali bin Abi Bakr al-Haitsimi (807 H) dalam kitabnya “Majma’ al-Zawa’id wa manba’ al-Fawa’id” / Ibnu Hajar menyebutkan hal tersebut dalam muqaddimah kitabnya yaitu “al-Mathalib al-‘Aliyah”.
-          Riwayat yang panjang dan dinamai juga denga “Al-Musnad al-Kabir” dan riwayat ini ialah riwayat Abu Bakr: Muhammad bin Ibrahim bin Ali bin ‘Ashim bin al-Maqra’ al-Ashbahani (W. 381 H), dari Abi Ya’la al-Maushili, dan al-haitsimi bersandar kapada kitabnya yakni (المقصد العلي في زوائد أبي يعلي الموصلي) dan juga berpegang kepada al-‘Alamah Abu al-‘Abbas: Ahmad bin Abi Baakr al-Bushairi (W. 840 H) dalam kitabnya (إتحاف السادة المهرة بزوائد المسانيد العشرة) dan mukhtasharnya, dan hal mengenai hal itu juga disebutkan dalam kitab yang lainnya, dan ibnu Hajar menyandar terhadap nya dalam tatbin’nya terhadap apa yang terdahulu disampaikan oleh al-Haitsimi, dan Ibnu hajar telah mencantumkannya dalam kitabnya (المطالب العالية بزوائد المسانيد الثمانية).[17] 
f.       Pujian Para Ulama Terhadap Kitab Ini
Abu Sa’d as-Sam’ani berkata: “Aku telah membaca musnad-musnad diantaranya: Musnad al-Adni, dan Musnad Ahmad bin Mani’, dan keduanya itu seprti sungai-sungai, dan Musnad Abu Ya’la bagaikan lautan yang keadaanya terkumpul dari sungai-sungai itu.”[18]
g.      Sikap Ulama Terhadap Kitabanya
Kitab ini di cetak dengan pentahqiq al-Ustad Husain Salim Asad ad-Darani, oleh Dar al-Mam’mun di Damasykus tahun 1404 H/ 1984. Dan kitab ini juga dicetak di Dar al-Qiblah di Jeddah Saudi Arabia, bekerjasama dengan Muassasah ulmul Qur’an di Damasqus, Tahun 1988[19]
Dan kitab ini telah di himpun sebagai zawa’id bagi kutub as-Sittah oleh al-Hafidzh Ali bin Abi Bakr al-Haitsami (W. 807 H) dalam bukunya berjudul “المقصد العلي فى زوائد أبي يعلى الموصلي dan kitab ini juga telah di cetak[20]


DAFTAR PUSTAKA
Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz adz-Dzahabi, 1985 M/1405 H,  Siyar al-A’lam an-Nubala, _________: Muassasah ar-Risalah, cet III. Vol XIV
Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz adz-Dzahabi, 2003, Tarikh al-Islam wa wafiyah al-Masyahir wa al-A’la, ________: Dar al-Gharb al-Islami, vol. VII.
Abu ath-Thayyib, Nayif bin Shalah bin ‘Ali al-Manshuri,___________,  Irsyad al-Qashi wa ad-Dani Ila Tarajim Syuyukh ath-Thabrani, Riyadh: Dar al-Kiyan.
Ahmad bin Ali bin al-Mutsanna at-Tamimi,________, Musnad Abi Ya’la, (Muqadimah) pentahqiq: Husain Salim Asadi,  Beirut: Dar-Al-Mamun li at-Turats, Vol. I.
Abu al-Fida’ Zainuddin Qasim bin Quthlubagha as-Suduni al-Jimali al-Hanafi, ats-Tsiqat Min Man Lam Yaqa’ fi al-Kutub as-Sittah, 1432 H/2011 M, Shan’a-Yaman: Markaz an-Nu’man li al-Buhuts wa ad-Dirasah al-Islamiyyah, Vol. I.
Sayyid Abdul Majid al-Ghauri, 2010, al-Wajiz fi Ta’rif Kutub al-Hadits, Beirut:Dar Ibnu Katsir.


[1] Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz adz-Dzahabi, Siyar al-A’lam an-Nubala, (ttp: Muassasah ar-Risalah,1985 M/1405 H) cet III. Vol XIV, Hal 174
[2] Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz adz-Dzahabi, Tarikh al-Islam wa wafiyah al-Masyahir wa al-A’la, (Ttp: Dar al-Gharb al-Islami, 2003) vol. VII, Hal, 112
[3] Abu ath-Thayyib, Nayif bin Shalah bin ‘Ali al-Manshuri, Irsyad al-Qashi wa ad-Dani Ila Tarajim Syuyukh ath-Thabrani, (Riyadh: Dar al-Kiyan, Tth) hal 140
[4] Ahmad bin Ali bin al-Mutsanna at-Tamimi, Musnad Abi Ya’la, (Muqadimah) pentahqiq: Husain Salim Asadi, (Beirut: Dar-Al-Mamun li at-Turats, tth.) Vol. I hal 14-15
[5] Ibid, hal 16
[6] Ibid hal18
[7] Ibid, hal, 20
[8] Abu al-Fida’ Zainuddin Qasim bin Quthlubagha as-Suduni al-Jimali al-Hanafi, ats-Tsiqat Min Man Lam Yaqa’ fi al-Kutub as-Sittah, (Shan’a-Yaman: Markaz an-Nu’man li al-Buhuts wa ad-Dirasah al-Islamiyyah, 1432 H/2011 M) Vol. I, hal, 430
[9] Ibid, 431
[11] Ibid
[12] ibid
[13] ibid
[14] ibid
[15] Sayyid Abdul Majid al-Ghauri, al-Wajiz fi Ta’rif Kutub al-Hadits, (Beirut:Dar Ibnu Katsir, 2010) hal, 77
[17] ibid
[18] Sayyid Abdul Majid al-Ghauri, al-Wajiz fi Ta’rif Kutub al-Hadits, (Beirut:Dar Ibnu Katsir, 2010) hal, 77
[19] Sayyid Abdul Majid al-Ghauri, al-Wajiz fi Ta’rif Kutub al-Hadits, (Beirut:Dar Ibnu Katsir, 2010) hal, 78
[20] Ibid

2 komentar:

  1. Play at Harrah's Cherokee Casino Resort – Blackjack, Poker
    The Cherokee Casino 광명 출장안마 Resort is a fully integrated gaming 원주 출장샵 resort located on the reservation 평택 출장안마 of Harrah's Cherokee Indians and the surrounding 통영 출장마사지 Great Smoky 익산 출장샵 Mountains

    BalasHapus